Category

Loading

Kategori

Wednesday, March 21, 2012

Hemat bukan berarti pelit… *Mau sampe kapan boros-borosan?



“Hemat Pangkal Kaya” (Belom tentu)
Tapi “Hemat Bukan Pelit”


Ketika SD saya sering ngeliat tulisan-tulisan gitu di tembok sekolah SD saya. Ketika saya kecil kata-kata didikan tersebut seakan hanya menjadi teori dan hafalan. “Hemat Pangkal Kaya” menurut saya itu absurd maknanya, karena memang dari yag saya lihat, semakin orang kaya dia justru semakin pelit bukan hemat, atau semakin orang kaya justru dia semakin royal. Dan seseorang bisa kaya bukan karena dia hemt, tapi karena dia sukses a.k.a berhasil dalam kerjaan ataupun usaha, dan tentunya berkah dari Sang Kuasa (*ehemm.. sisi religi harus tetep ada dong..)
Faktanya sering kita ga sadar terlalu menghambur-hamburkan apa yang telah kita miliki atau dapatkan. Padahal selama 12 tahun duduk di bangku sekolahan pasti di setiap tahun nya, pelajaran agama membahas tentang Sikap berhemat. Mulai dari hemat menggunakan uang, hemat berwdhu dan hemat-hemat lainnya. Balik lagi, selama ii segala pelajaran itu hanya jadi angin lalu yang tanpa sedikitpun masuk ke otak saya untuk diresapi…
Belakangan saya sempet kaget menemukan seorang teman saya yang lagi berhemat total, bahkan saya sampe bilang “Yah elu jangan sampe segitunya buat diri elu sendiri, gimaa lo nikmatin hidup?” Well, disaat itu temen saya cerita bahwa dia baru realize ketika ngbrol dengan teman-teman kantornya, then, mereka sudah memiliki saving dalam jumlah besar selama bekerja, in fact, temen saya langsung realize kalau jumlah saving dia ga ada apa-apanya dengan teman-temannya (*dia dan teman-temannya erada dalam level jabatan yang sama which is salary nya pun pasti dalam jumah yang hamper sama). Ini seakan menjadi cambuk bagi dia untuk bisa lebih saving dan less consumption. Balik lagi, pada saat temen saya cerita itu, saya masih menganggap seperti angin lalu…
Sekarang saya baru nyadar, bahwa selama ini saya ga concern dengan masalah saving. Jadi bisa dibilang setiap sejumlah RUPIAH yang ada dalam kocek saya (*kocek?! Ga oke ah… dompet maksudnya :p), selalu aja habis tanpa ada saving.  Memang mungkin pengeluaran saya ga seberapa dibandingkan dengan teman-teman saya yang udah pada settle ataupun yang dateng dari wealth family, kondisi saya beda dengan mereka (*inilah yang harus saya tanamkan di mindset saya). saya masih dalam kondisi terombang ambing, well I mean saya masih baru banget mulai kerja, bahkan akan settle dengan kerjaan ini atau ga aja saya belom tau. That’s why, saya bertekad untuk mulai membenahi pengeluaran saya, harus mulai tega dan pelit sama diri sendiri (*tapi bukan berarti sampe kepelitan amit-amit jabang bayi juga loh…). Jujur aja, mulai nya darimana gu ga tau, yang pasti dalam kurun waktu ini saya ga akan belanja apa-apa dulu, seperti belanja baju, celana, parfume, sepatu dll… mengingat lemari saya udah penuh, sepatu saya cukup banyak dan masih bagus-bagus, saya baru dibeliin parfume baru.. yah intinya NO SHOPPING ALLOWED recent time (*tiba-tiba keinget pengen beli jam tangan baru, huhuhuhuhuhu)
Ternyata membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa menyadari sesuatu hal. Jangan sampai terlambat untuk menyadarinya yang hanya akan membuahkan penyeselan. Ga sedikit loh orang yang menyesal setelah berboros-boros ria (*angkat tangan, salah satunya saya). That’s why, mudah-mudahan kita bisa lebih bijak dan pintar dalam mengatur financial kita dan menjaga flow pengeluaran…

0 Tanggapan:

Post a Comment

Comments

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More